Fenomena alam yang tidak diharapkan selalu terjadi di tempat terjadinya kebakaran, yaitu bertiupnya angin di tempat itu. Informasi tentang bertiupnya angin ini biasanya dapat kita peroleh dari berita di media cetak atau elektronika yang meliput peristiwa kebakaran di suatu tempat. Dengan bertiupnya angin maka akan menambah kesulitan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api.
Sebenarnya mengapa di tempat terjadinya kebakaran selalu bertiup angin? Pertanyaan ini mungkin sering ada di benak kita. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Udara di sekitar kita adalah merupakan zat tepatnya zat gas. Semua zat mempunyai apa yang disebut berat jenis, yaitu berat zat tersebut tiap satu satuan volum atau dapat dikatakan berat zat tesebut dibagi volumnya. Berat ditentukan oleh massa dan percepatan gravitasi bumi sedangkan volum bisa dipengaruhi suhu. Jika suhu gas naik maka volumnya juga naik. Ini dapat dimengerti karena jika suhu zat dinaikkan maka zat tersebut akan memuai (bertambah volum)
Di tempat terjadinya kebakaran udara yang mempunyai berat tertentu dipanaskan oleh api. Karena dipanaskan maka gas akan memuai. Karena memuai maka volum gas menjadi bertambah besar. Dengan demikian hasil bagi antara berat (yang tetap) dengan volum (yang bertambah) akan menghasilkan bilangan yang lebih kecil dari semula. Hasil bagi inilah yang di atas disebut berat jenis. Jadi pada gas yang dipanaskan berat jenisnya menjadi turun. Karena berat jenisnya turun maka gas menjadi lebih ringan dan akan bergetak ke atas.
Karena udara bergerak ke atas maka di tempat itu terjadi kekosongan udara. Nah, tempat yang kosong ini akan diisi oleh udara yang berasal dari tempat lain yang tidak terpanaskan oleh api.
Pergerakan udara dari tempat lain ke tempat terjadinya kebakaran inilah yang menimbulkan angin. Karena pada dasarnya angin adalah udara yang bergerak.