Di era perkembangan iptek yang pesat seperti sekarang ini, semua individu yang mempunyai alat komunikasi terkoneksi internet hampir dapat dipastikan dia mempunyai akun di media sosial. Entah itu BBM, Facebook, WhatsAp, Twitter atau yang lain.
Di media sosial tersebut bebas dituliskan berbagai macam status atau komen dengan segala tujuan dan motivasinya. Dari yang baik-baik hingga yang terjelekpun bisa jadi.
Hanya saja akan menjadi lain jika yang mempunyai akun tersebut adalah seoang guru. Guru akan menjadi figur panutan bagi para siswanya, juga masyarakat pada umumnya tentu harus berpikir panjang ketika akan menuangkan status atau komennya di media sosial. Guru harus mempunyai filter dan jeli membaca suasana terutama yang meyangkut etika sebelum menulis status atau komen. Figur guru yang bisa digugu dan ditiru masih lekat di hati masyarakat.
Jangkauan media sosial sangat luas. Saat status kita tulis maka secara berantai orang dapat membaca status kita. Mulai dari teman, temannya teman dan seterusnya. Bahkan jika mau orang dapat meng-capture status (juga gambar) untuk disebarluaskan di berbagai jenis media sosial.
Agar lebih aman sebelum membuat status hendaknya rekan guru perhatikan :
1. Kendalikan emosi jika kita sedang marah, kesal atau benci pada seseorang
Seperti apa perasaan kita ketika sedang membuat status akan mepengaruhi pilihan kata-kata maupun gaya bahasa yang kita gunakan. Sepertinya tidak ada masalah yang bisa diselesaikan dengan membuat status di media sosial. Salah-salah malah akan menjadi runyam. Karena orang yang kita jadikan sasaran status kadang tidak peduli tetapi orang lain yang sebenarnya tidak kita jadikan sasaran justru menjadi tersindir atau tersinggung.
Jika maslah yang membuat kita marah ini bersinggungan dengan rekan kerja di sekolah, selesaikan saja baik-baik. Jika komunikasi tidak memungkinkan bisa minta tololng pihak ke-tiga.
2. Sebaiknya menggunakan kata yang tidak memancing reaksi/asumsi tidak baik
Gunakan kata-kata yang tidak menimbulkan reaksi atau asumsi tidak baik saat menulis status atau komen. Ingatlah bahwa apa yang kita tulis akan dibaca banyak orang tidak terkecuali para siswa, orang tua siswa, atasan dan rekan kerja. Jangan sampai martabat guru jadi jatuh di mata siswa gara-gara status atau komen di media sosial,. Meskipun barangkali komen atau status tersebut dengan maksud bercanda. Tetapi pembaca bisa berasumsi lain. Apalagi sebagai orang dewasa yang kadang menulis komen atau status agak berbau jorok. Seandainya ingin bercanda, kendalikan kata-kata yang kita pakai, jangan sampai menjadi bumerang.
3. Berikan link-link yang bermuatan pendidikan, motivasi, inspirasi atau sains
Tidak hanya di sekolah atau dalam kelas saja, lewat media sosial inipun kita bisa memberikan pengetahuan kepada siswa tanpa batas. Berikan link-link yang berisi tentang segala sesuatu yang akan menambah wawasan keilmuan siswa. Mungkin tidak terbatas pada mata pelajaran yang kita ampu saja, kita bisa memberikan materi untuk semua bidang ilmu yang sekiranya siswa membutuhkan. Termasuk yang bermuatan inspirasi dan motivasi. Meskipun mungkin siswa lebih lincah berselancar di dunia maya, namun kadang sebuah informasi penting malah kita yang tahu lebih dahulu.
Juga akan lebih terasa manfaatnya jika kita mau membentuk grup dalam sosial media ini untuk kelas-kelas yang kita ampu, dimana grup ini bersifat tertutup hanya untuk satu kelas saja anggotanya, sehingga komunikasi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru dapat melalui media sosial misalnya Facebook yang sangat familier di semua kalangan.
4. Media Sosial bisa menjadi media pencitraan dalam arti positif
Tanpa kita sadari reputasi kita kadang bisa jatuh di media sosial. Karena reputasi seseorang di media sosial dapat dilihat dari status yang dibuat dan bukan tidak mungkin akan terbawa ke dunia nyata. Apakah status yang dibuat menghiba, curhat atas kesulitan hidup (yang semua orang juga merasakan, bahkan mungkin lebih sengsara), pamer harta, kesuksesan keluarga atau inspirasi dan kisah inspiratif yang bisa anda bagi dengan orang lain. Bolehlah guru meng-copas untuk statusnya dari sana-sini sepanjang yang di-copas itu adalah ilmu dan intisari yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Tak terkecuali kadang dengan tidak sadar kita mem-posting gambar yang tidak layak dilihat oleh anak ataupun siswa kita. Untuk itu sebaiknya kita mengendalikan diri, walaupun hanya dengan maksud bercanda.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Selamat menggunakan media sosial dengan bijaksana. Berbagilah informasi dan inspirasi yang berguna bagi orang lain, bukan hanya sekedar ungkapan kekesalan, kejengkelan, marah atau candaan yang tidak bermanfaat
Sebagai tambahan referensi dapat juga anda baca ini : Guru Melek IT Sadar Profesi