tentangfenomena.blogspot.com.Tentu kita
masih ingat sosok presiden ke-3 Republik Indonesia BJ. Habiebie, seorang yang
berperawakan kecil, namun otaknya cerdas. Gaya bicaranya bersemangat, ide-idenya
brilian.
Belum lama ini
BJ Habiebie menyampaikan pendapatnya bahwa sikap dan peilaku Indonesia yang
senang mengimpor merupakan salah satu penyebab SDM berkualitas yang dimiliki
Indonesia memilih lari ke luar negeri dan enggan pulang ke Tanah Air. Arti lari
di sini mengandung maksud bekerja di luar negeri.
Mengapa
demikian? “Kalau mereka pulang ke sini (Indonesia) tidak ada lapangan pekerjaan
untuk mereka (menganggur) karena kita rajin mengimpor” kata Habiebie usai jamuan
makan malam memeringati 25 tahun Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesai (AIPI) di
kediamannya kawasan Petra, Kuningan, Jakarta.
Selanjutnya
beliau mengatakan :”Kita harus berkonsentrasi memanfaatkan produk dalam negeri
sebanyak mungkin. Kalau konsisten dikerjakan maka mereka akan tetap di
Indonesia”.
Beliau
menyebutkan pokoknya orang-orang dengan kemampuan lebih harus bekerja, diberi
pekerjaan, karena dengan bekerja dia menjadi unggul. “Kalau menganggur bakal
habis kemampuan unggulnya,” katanya.
Ia
menyebutkan dia dulu membangun industri strategis yang dapat memproduksi
berbagai produk seperti kereta api kapal terbang dan senjata, namun karena
reformasi, industri strategis dibubarkan.
"Kita
ramai-ramai menikamnya, membunuhnya, dibubarkan. Itu dalam kaca mata saya
kriminal, bayi perlu pembelajaran agar menjadi manusia produktif. Kalau anak
sakit dibawa ke rumah sakit untuk disehatkan," katanya.
Menurut
dia, perusahaan yang baru didirikan sama dengan bayi yang dilahirkan, kalau
mengalami kesulitan cash flow harus disehatkan.
"Industri
strategis waktu itu dibubarkan, saya protesnya bukan main, tapi tidak didengar,
dalam kaca mata saya pembubaran itu kriminal tapi saya tidak sampaikan
eksplisit karena bisa timbulkan sikap emosional," katanya.
Menurut
dia, Indonesia harus mengandalkan masa depannya pada keunggulan SDM-nya. Untuk
itu dibutuhkan biaya yang diperoleh dari penjualan sumber daya alam yang
tebarukan dan tidak terbarukan.
Sumber bacaan dan gambar:
- http://www.antaranews.com
- litbang.kemdikbud.go.id
- bisniskeuangan.kompas.com
- teknologi.kompasiana.com