REALITA BJ HABIBIE
Ternyata kembali ke nol .... tidak ada yang dapat dibanggakan.... dulu bangga dengan jabatan
apa itu Nakhoda apa itu KKM apa itu Direktur apa itu Bos perusahaan besar
......... busiiiit semua 🤭🤭🤭😭😭😭😭😭😭.
Ungkapan Hati BJ Habibie soal akhirat yang bikin merinding
8 Jan 2019
NONSTOPNEWS.ID - Pidato BJ Habibie viral. Mantan Presiden RI
ini menuliskan tentang kisah hidupnya.
SAAT KEMATIAN ITU KIAN DEKAT.
KALAULAH SEMPAT ? Renungan utk kita semua !!!!
--------------------( by BJ Habibie ketika berpidato di
Kairo, beliau berpesan "Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu
technology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu
bahwa ilmu agama itu lebih bermanfaat untuk umat .Kalo saya disuruh memilih
antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama." )
Sepi penghuni...
Istri sudah meninggal...
Tangan menggigil karena lemah...
Penyakit menggerogoti sejak lama...
Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman... Untunglah seorang
kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...
Tiga anak, semuanya sukses... berpendidikan tinggi sampai ke
luar negeri...
» Ada yang sekarang berkarir di luar negeri... »
Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi...
»
Dan ada pula yang jadi pengusaha ...
Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol » semuanya kaya raya...
Namun....
Saat tua seperti ini dia "merasa hampa", ada
"pilu mendesak" disudut hatinya..
Tidur tak nyaman...
Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih
perkasa & enegik yg penuh kenangan
Di rumah yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak,
cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur...
Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari
mulutnya....
Dari sudut mata ada air yang menetes.. rindu dikunjungi
anak-anak nya
Tapi semua anak nya sibuk dan tinggal jauh di kota atau
negara lain...
Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu
berjalan....
Sudah terlanjur melemah...
Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya
kosong, hanya gelisah yang menyeruak...
sepanjang waktu ....
Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya... atau
barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat nanti_
Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti...
yang pasti hanyalah KEMATIAN.
Rumah besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya..._
Anak sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang
ber AC...
Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang..._
Asset-asset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk
siapa .?
Kira-kira jika malaikat "datang menjemput", akan
seperti apakah kematian nya nanti.
Siapa yang akan memandikan ?
Dimana akan dikuburkan ??
Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang
mengurus jenazah dan menguburkan?
Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?
Rumah akan di tinggal, asset juga akan di tinggal pula...
Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau
tidak ???
Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ???
Apa lagi jika anak tak sempat dididik sesuai tuntunan
agama??? Ilmu agama hanya sebagai
sisipan saja..._
"Kalau lah sempat" menyumbang yang cukup berarti
di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat-tempat di jalan
Allah yang lainnya...
"Kalau lah sempat" dahulu membeli sayur dan
melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang......
"Kalau lah sempat" memberikan sandal untuk
disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yang memerlukan.....
"Kalau lah sempat" membelikan buah buat tetangga,
kenalan, kerabat, dan handai taulan...
Kalau lah kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua
akan menjadi "Amal Penolong" nya ...
Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi 'Orang yang shaleh',
dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan
Ibadah sedekahnya di bimbing/diajarkan & diperhatikan,
maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun Malam', 'meneteskan air mata' mendoakan
orang tuanya.
Kalaulah sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang
sehingga bermanfaat bagi sesama...
"KALAULAH SEMPAT"
Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak jadi perhatian utama kita ? Sungguh kita tidak adil pada diri
sendiri. Kenapa kita tidak lebih serius?
Menyiapkan 'bekal' untuk menghadap-Nya dan 'Mempertanggung
Jawabkan kepadaNya?
Jangan terbuai dengan 'Kehidupan Dunia' yang bisa
melalaikan.....
Kita boleh saja giat berusaha di dunia....tapi jadikan itu
untuk bekal kita pada perjalanan panjang & kekal di akhir hidup kita.
( bagi yang
menyebarkan catatan ini semoga menjadi sodaqoh ilmu & ladang amal
Shaleh)_
Teruslah menjadi
"si penabur kebajikan"
selama hayat masih dikandung badan meski hanya sepotong pesan.
Semoga Bermanfaat...🙏
Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie