|
Perambatan Gelombang (Wave Propagation) |
tentangfenomena.blogspot.co.id Berdasarkan panjang gelombangnya pemancar radio yang bekerja pada band atau daerah Modulasi Amplitudo (AM), secara garis besar ada dua (2) macam panjang gelombang. Pertama yaitu siaran radio dengan panjang gelombang kurang dari 100 meter dan lebih dari 100 meter. Atau dapat disebut dengan gelombang pendek dan gelombang panjang.
Gelombang panjang (lebih dari 100 meter)
menjalar sepanjang permukaan tanah sehingga disebut gelombang permukaan tanah
atau surface wave atau ground wave. Siaran radio dengan pada
gelombang ini dimaksudkan untuk menjangkau pendengar di dalam kota.
Gelombang pendek (kurang dari 100 meter) merambat
ke angkasa sehingga disebut gelombang langit atau sky wave. Siaran radio pada gelombang ini dimaksudkan untuk
menjangkau pendengar di kota lain bahkan negara lain.
Seperti kita sudah ketahui bahwa banyak
siaran radio luar negeri berbahasa Indonesia yang dapat ditangkap di Indonesia
seperti BBC London, ABC Australia, VOA Amerika. Bagaimana siara radio ini dapat
ditangkap dalam jarak sejauh itu ? Siaran ini menggunakan gelombang pendek
(kurang dari 100 meter).
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa
siaran dengan panjang gelombang lebih dari 100 meter mempunyai jangkauan pendek,
karena gelombang ini menjalar dipermukaan tanah dan selama perjalanannya
gelombang ini kehabisan energi. Sedang yang panjang gelombangnya kurang dari
100 meter mempunyai jangkauan lebih jauh karena menjalar ke angkasa melalui
atmosfer dan dipantulkan kembali ke bumi oleh ionosfer. Dalam hal pemantulan
gfelombang ini tentunya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat ionosfer yang
memantulkannya.
B. Ionosfer Sebagai Pemantul
Gelombang Pendek
Telah diuraikan bahwa siaran radio dengan
gelombang pendek dapat menjangkau tempat yang jauh karena gelombang yang
merambat ke ruang angkasa dipantulkan oleh ionosfer.
Sebagai tambahan informasi bahwa selain
pemantul gelombang pendek ionosfer juga berpengaruh dalam komunikasi antara
satelit dengan bumi karena gelombang
radio yang digunakannya menembus (lolos dari) lapisan ionosfer. Dari
kalimat ini dapat dimengerti bahwa
selain dapat dipantulkan oleh ionosfer ada juga gelombang pendek yang lolos
dari ionosfer menuju lapisan udara di atasnya. Untuk menangkap gelombang yang
lolos dari lapisan ionosfer ini dipasanglah satelit komunikasi yang mengorbit
secara geostasioner. Masalah ini ada pada pembahasan lain.
Karena pentingnya komunikasi radio pendek ini
negara-negara maju seperti Amerika, negara-negara di Eropa, Rusia, Jepang dan
lain lain telah banyak melakukan penelitian tentang ionosfer. Mereka memasang
stasiun-stasiun pengamat ionosfer bahkan belakangan ini penelitian mereka sudah
ditunjang dengan pengukuran langsung menggunakan roket, satelit, atau pesawat
ulang-alik. Indonesia juga tidak mau ketinggalan meslipun baru memiliki
beberapa stasiun pengamat ionosfer seperti di Sumatara barat dibangun stasuin
stasiun radar radar untuk meneliti ionosfer bagian tengah dan aras yang disebut
MU radar ( Middle and Upper atmosphere radar).
C. Keadaan Ionosfer Indonesia
Secara Global.
Beberapa data yang diperoleh dari
stasiun-stasiun pengamat ionosfer di Indonesia sangat penting baik untuk
kepentingan nasional maupun internasional karena Indonesia dilalui garis
khatulistiwa dimana:
- Daerah
di sepanjang garis khatulistiwa masih kurang terdapat stasiun pengamat ionosfer mengingat medan yang sulit.
- Di
sepanjang garis khatulistiwa terdapat gejala-gejala khusus ionosfer yang khas.
Selain berada di daerah khatulistiwa Indonesia termasuk negara
maritim. Atmosfer
di atas benua maritim seperti Indonesia memainkan peranan penting dan unik dalam perubahan atmosfer global. Negara Indonesia dimana 70% wilayahnya adalah perairan, jumlah uap air yang bisa diendapkan sangat besar, sehingga pembentukan
awannya unik dan jumlah curah hujannya berfluktuasi dari musim ke musim atau
dari tahun ke tahun. Meskipin peristiwa alam seperti awan, hujan, angin dan lain-lain hanya terjadi di lapisan bawah atmosfer yatitu troposfer namun secara keseluruhan fluktuasi yang terjadi pada lapisan ini berpengaruh pada keadaan atmosfer secara keseluluruhan. Daerah ekuator adalah daerah pembangkit gerak atmosfer
skala kecil dan besar yang berpengaruh pada perubahan lingkungan global.
Dengan
adanya perubahan atmosfer secara global sudah barang tentu akan berpengaruh
juga terhadap keadaan ionosfer.
Sumber Bacaan :
- R. Soegeng. Ionosfer, Andi Offset, Yogyakarta
- Sri Suhartini, Lapisan Ionosfer dan Komunikasi Radio, LAPAN
- Sri Ekawati, Effendy, dan
Aries K., SINTILASI IONOSFER EKUATOR INDONESIA BERBASIS GPS, LAPAN